Profil Buya KH. Salimuddin, MA Dan Pesantren
Modern Baiturrahman
1. Muqodimah
Puji syukur ke hadirat Allah Swt., Maha
Pengatur Rahmat, Kasih Sayang dan Hidayah-Nya. Shalawat dan salam
dipersembahkan kepada Nabi Muhammad saw. yang membawa risalah Islam dan
dilanjutkan oleh umatnya yang saleh nan gigih di tengah-tengah masyarakat
modern madani sekarang ini.
Pesantren Modern Baiturrahman telah hadir dan
berdiri di tengah-tengah masyarakat yang tengah menuju “masyarakat madani”.
Hal ini tidak terlepas dari cita-cita luhur Prof. Dr. K.H. Salimuddin, M.A.
alumunus Universitas al Azhar, Kairo, Mesir, tahun 1980.
Sejak Buya Salimuddin kembali ke tanah air
Indonesia tahun 1981, setelah menyelesaikan studi di perguruan tinggi al Azhar
University, Kairo, beliau terdorong ingin mengabdi kepada masyarakat melalui
pembinaan, pendidikan, dakwah, sosial dan ekonomi dalam bentuk lembaga
pesantren. Cita-cita luhur beliau itu mendapat dukungan isterinya, ibu Dra. Hj.
lin Sakinah, Mli, M.M.Pd. yang selalu mendampingi perjuangan beliau.
Pada tahun 1982, cita-cita luhur itu beliau
tuangkan dengan mendirikan Masjid Baiturrahman I di kampung kelahirannya,
Masjid ini bermula dari sebuah Mushala kecil yang dibangun oleh kakek beliau
sendiri.
Cita-cita untuk mendirikan pesantren belum pernah
terlupakan dalam benak K.H. Salimuddin, M.A. yang memiliki dua orang putra dan
satu putri ini. Bahkan boleh dikatakan selalu terukir dengan tinta emas dalam
benak, dan segala aktivitasnya selalu dikaitkan dengan cita-cita mendirikan
pesantren.
Sejak tahun 1981, beliau mengabdi sebagai
ustadz pada Madrasah Aliyah al-Khaeriyah Citangkil Cilegon, guru SMA, Dosen
IAIN, Dosen Akademi Ilmu al Qurán (sekarang IAIB) Serang sekaligus sebagai
Direktur Bidang Kemahasiswaan.
Untuk itu, K.H. Salimuddin, M.A. mempunyai
semboyan: “Di
mana pun bumi Allah, hamba berhak hidup dan di mana saja rumah hamba, di
sanalah cita-cita luhur mendirikan pesantren bermula.”
Saat
K.H . Salimuddin, M.A. pindah ke Bandung pada tahun 1983, dalam hatinya tetap
terpatri cita-cita luhur itu. Di Bandung beliau mengabdi sebagai Dosen tetap
sekaligus Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Islam Nusantara (UNINUS),
sebagai pengarang buku agama, panelis diskusi ilmiah di berbagai perguruan
tinggi dan sebagai mubaligh. Aktivitas pada organisasi-organisasi sosial dan
politik di antaranya sebagai pengurus MUI Kota Bandung, MUI Jabar, PINBUK Jabar
dan partai politik. Semua itu tetap dalam rangka menuju usaha mendirikan
pesantren.
Terinspirasi semboyan hidupnya di manapun
bertempat tinggal, beliau aktif membangun bersama masyarakat, beberapa sarana
kepentingan umat. Misalnya, di kampung sendiri beliau mendirikan Masjid di
Gegerkalong Bandung, membangun madrasah al Manshuriyah di Buah Batu Bandung,
mengelola Masjid at Taqwa dan Madrasah al Ikhlash. Semua itu beliau lakukan
karena rasa cintanya dan dambaan terwujudnya lembaga pesantren.
Tahun 1986, Allah Swt. menakdirkan dengan
rahmaniah-Nya kepada Buya Salimuddin untuk mendapatkan sebuah rumah milik
sendiri di kompleks Margahayu Raya Bandung. Di sanalah beliau mulai memelopori
mendirikan Masjid al Ikhwan yang cukup megah bersama masyarakat. Setelah
selesai membangun Masjid al Ikhwan pada tahun 1988 Buya Salimuddin
berkonsentrasi penuh sebagaimana semboyannya, yaitu berusaha merealisasikan
cita-cita mendirikan pesantren.
Setiap
malam beliau berdoá munajat kepada Allah
Swt. agar cita-citanya itu menjadi kenyataan. Bahkan beliau menyusun doá-doá mustajab
yang sesuai dengan al Qurán dan as Sunnah, yang ditulisnya setiap selesai
shalat tahajjud selama tiga bulan. Penyusunan Doá munajat ini disesuaikan
dengan adab-adab dalam berdoá/berdzikir menurut syariat Islam, dan materi doá itu
diambil dari al Qurán, al-Hadits, Asmaul A’zham,
Asmaul Husna, doá para Nabi a.s., shalawat kepada Nabi Muhammad saw. dan doá orang-orang
saleh. Doá-doá itu kemudian beliau ámalkan bersama jamaah muslimin dan
muslimat, yang pada pokoknya merupakan salah satu usaha untuk menunjang
cita-cita mendirikan pesantren. Kemudian beliau mulai merintis untuk memberikan
pengajian kepada kaum Ibu setiap hari Selasa dan Sabtu, di rumah kediaman
beliau sendiri.
Di lantai atas yang berukuran 7 x 3,5 m2, di
rumah kediamannya itu, beliau mengabdi sebagai pengasuh yang memberikan
pengajian bagi ibu-ibu yang saat itu jumlahnya sekitar 33 orang. Di samping itu
juga memberikan pengajian pendalaman al Qurán bagi santri yang saat itu baru
berjumlah 17 orang, yang merupakan embrio terwujudnya cita-cita beliau
mendirikan pesantren.
Bermula dari kelompok pengajian ibu-ibu
itulah Buya Salimuddin meresmikan pendirian Pesantren al Qurán
Baiturrahman, sebagai landasan untuk mewujudkan cita-cita luhur, keinginan
mendirikan sebuah lembaga pesantren dengan modal awal Rp 20.700,- (Dua puluh
ribu tujuh ratus rupiah) berasal dari kotak ámal pengajian ibu-ibu. Pesantren itu diresmikan pada tanggal 27
Rajab 1409 H atau 5 Maret 1989 M, yang selanjutnya menjadi hari kelahiran atau
milad Pesantren Modern Baiturrah-man. Nama pesantren ini adalah perubahan dari
nama asalnya, Pesantren al Qurán Baiturrahman.
Pesantren Modern Baiturrahman adalah swadaya
dan swadana umat, mandiri dan bergerak dalam bidang aktualisasi pembinaan,
pendidikan, dakwah, sosial dan ekonomi.
Untuk payung pesantren ini, beliau mendirikan
Yayasan Baiturrahman pada tanggal 1 Ramadhan 1409 H/30 Maret 1989 M, dengan
Akte Notari H. Masri Husen, SH. No. 103, terdaftar pada Pengadilan Negeri
Bandung No. 142 dan berita negara RI tanggal 18 Juli 2000 No.94, Jakarta,
kemudian Yayasan tersebut diadakan penyesuaian dengan Undang-undang Pemerintah
tahun 2003, maka berubah menjadi Yayasan Baiturrahman Internasional dengan Akte
Notaris H. Masri Husen, S.H. No: 4 tanggal 2 Met 2003.
Yayasan tersebut membina sembilan Pesantren
yang didirikan oleh Buya KH. Salimuddin di wilayah Indonesia dan mempunyai
perwakilan di Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Makkah Al-Mukarromah dan
Sydney Australia.
2.
Tujuan Pesantren Modern Baiturrahman
a. Pendalaman al Qurán dan Hadits Nabawi.
b. Penyebaran wawasan ke-Islaman.
c. Pengembangan bidang dakwah, ilmu dan
sosial ekonomi.
d. Membentuk dan membina jiwa kewirausahahan
dan teknokrat, serta meme-lihara nilai-nilai yang baik dan menggali nilai baru
yang lebih baik.
e. Memberikan beasisiwa/santunan pendidikan
kepada yatim piatu, dhuafa dan sisiwa yang mempumyai himmah belajar.
f. Ikut serta mencerdaskan masyarakat yang
adil dan makmur.
3.
Pesantren 01 Margahayu Raya Bandung
a. Pada 1993, K.H. Salimuddm, M.A. membeli
sebuah rumah dekat Masjid al Ikhwan dengan tujuan untuk pesantren yang
dicita-citakannya sebagai wakaf keluarga beliau dan sebelum rumah itu dibeli
para santri beliau tinggal si shuf-fah Masjid al Ikhwan yang dibangun beliau
bersama masyarakat. Sementara tempat pengajiannya di Rumah beliau.
b. Pada 1995 rumah tersebut dibangun untuk
gedung pesantren yang peletakan batu pertamanya dilaksanakan pada 10 Muharam
1415 H/9 Met 1995. Dana pembangunan Masjid ini didukung oleh jama’ah haji
bimbingan Baiturrahman dan jama’ah “Majlis Qolbun Salim” Pengajian
Baiturrahman.
c. Pesantren dibangun empat lantai dan
dananya diperoleh dari swadaya jamaah haji bimbingan Baiturrahman dan jama’ah “Majlis
Qolbun Salim” Pengajian Baiturrahman.
4.
Pesantren 02 di Ujung Berung Bandung
a. Setelah pembangunan Pesantren 01 mencapai
95%, K.H. Salimuddin berpikir untuk memgembangkan pesantren lebih besar di lokasi
yang lebih luas.
b. Tanggal 17 Agustus 1997, Bapak Ir. H.
Marwan Kusumah dan Ba-pak H. Supeno dari PT Pilar Nusa Lima berkunjung ke
Pesantren 01 untuk menyampaikan niat ikhlas Bapak Ir. H. Marwan Kusumah sebagai
Direktur Uta-ma PT Pilar Nusa Lima, yaitu menyerahkan sebidang tanah seluas
5.711 m2 untuk diwakafkan kepada Yayasan Baiturrahman, guna pembangunan
Pesan-tren Modern Baiturrahman 02 dan di samping itu K.H. Salimuddin telah
me-nerima wakaf kolektif dari masyarakat seluas 4.513 m2.
c. Untuk merealisasikan pembangunan Pesantren
02 ini, alhamdulillah, telah di-bentuk Panitia Pembangunan yang diketahui oleh
Dr. K.H. Salimuddin, MA. Dibantu K.H. Marwan Kusumah dan Ir. H. Irwan
Hidayatullah, M.Sc. yang ber-ada di bawah tanggung jawab Ketua Yayasan Baiturrahman.
d. biaya untuk pembangunan pesantren 02 ini,
insya Allah diperoleh dari donatur swadaya seluruh masyarakat muslim baik
sumbangsih, infak, sedekah maupun zakat mal, hibah dan ‘ámal jariah, baik dari
lembaga peme-rintah maupun swasta yang tidak mengikat.
e. Pada tahun 2000 tanah wakaf tersebut
dibangun yang dimulai dengan pele-takan batu pertama untuk pembangunan Masjid
As Salimiah Pesantren Mo-dern Baiturrahman pada 10 Muharam 1421 H/15 April 2000
oleh Bapak Ca-mat Ujung Berung, Ketua Yayasan Baiturrahman dan Tokoh
masyarakat.
f. Pesantren ini diberi nama Pesantren Modern
Baiturrahman yang membina TMI khusus untuk para santri dan pendidikan formal :
Madrasah Diniyah, TK Plus, SD Plus, SMP Plus dan SMA Plus.
5.
Pesantren 03 di Tugu Mukti, Cisarua Lembang Bandung
a. Pada suatu ketika, saudara Sarmani Sarmin,
salah seorang santri beliau me-nyampaikan berita dari hasil KKN Fakultas Agama
Islam UNINUS di Tugu Mukti, Cisarua Bandung, bahwa Bapak Supendi akan
memberikan wakaf tanah kepada Yayasan Baiturrahman untuk mendirikan pesantren.
b. Buya Salimuddin meminta Sdr. Sarmani, agar
Bapak Supendi datang ke Pesan-tren Baiturrahman untuk niat baiknya.
c. Alhamdulillah, pada 17 Februari 1999,
Bapak Supendi bersama Ibu Fuah Hasanah, Zaenal Arifin dan Sarmani berkunjung ke
Pesantren 01 untuk me-nyampaikan niat ihklas Bapak Supendi yang akan
menyerahkan sebidang tanah seluas 352 m2 untuk diwakafkan kepada Yayasan
Baiturrahman sebagai wakaf keluarga. Di samping itu, Buya Salimuddin memperoleh
wakaf tanah seluas 2.510 m2 dari masyarakat sebagai wakaf kolektif.
d. Untuk merealisasikan pembangunan pesantren
03 ini, alhamdulillah telah di-bentuk Panitia Pembangunan yang diketuai oleh
Bapak Ir. H. Gunansyah Arifin dan Bapak Itto Supendi serta di bawah
tanggungjawab Dr. K.H. Salimuddin, MA. selaku Ketua Yayasan Baiturrahman.
e. Pada tahun ini juga, tanah wakaf tersebut
dibangun untuk gedung Pesantren Modern Baiturraman yang diawali dengan
peletakan batu pertama pem-bangunan Masjid As Salimiah Pesantren Modern
Baiturrahman pada 12 Rabiul Awal 1420 H/26 Juni 1999 M. oleh Bapak Camat
Kecamatan Cisarua, Bandung dan Ketua Yayasan Baiturrahman serta tokoh
masyarakat.
f. Adapun biaya pembangunan Pesantren 03 ini
insya Allah akan diperoleh dari swadaya seluruh masyarakat muslim, baik bempa
sumbangsih, infak, sedekah maupun zakat mal, hibah dan ámal jariah, baik dari
pemerintah maupun swasta yang tidak mengikat.
6.
Pesantren 04 di Kompleks Griya Bandung Indah
Pesantren 04 sejak berdiri langsung dikelola
putra dan binaan Buya K.H. Salimuddin yaitu Drs. H. Rohani Toha, Mli. sebagai
Pimpinan yang aktifitasnya sebagai berikut:
a. Membinan Para santri puteri khususnya para
mahasiswi.
b. Membina Taman Pendidikan al Qurán (TPA).
c. Membina Taman Kanank-Kanak (TK) Modern dan
Play Groups.
d. Membina Majlis “Qolbun Salim” Baiturrahman.
No comments:
Post a Comment